الأربعاء، 19 ديسمبر 2012

TUGAS MAKALAH ETIKA BISNIS


PENGERTIAN CSR

            CSR (Corporate Social Responsibility)adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawabmereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.COntoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukankegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikanlingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian danauntuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitasmasyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
            CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSRmembutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
            CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
            Contoh Perusahaan yang menerapkan CSR dan Tantangan yang dihadapi serta Strategi yang digunakan :
Riset dan penelitian menunjukkan, bahwa praktik CSR yang dilakukan perusahaan, kini tidak hanya sekedar mencegah risiko reputasi saja, melainkan berpeluang dalam membangun pertumbuhan (growth). Sebuah studi yang dilakukan IBM baru-baru ini kepada 250 orang pemimpin bisnis di seluruh dunia juga menegaskan adanya tren ini. Berikut ini adalah beberapa temuan penting dari studi tersebut:
◦ 68 persen dari bisnis yang disurvei sudah berfokus pada aktivitas CSR, dan 54 persen diantaranya percaya bahwa CSR akan memberikan keunggulan bagi mereka.
◦ Meskipun konsumen yang mendorong adanya CSR, namun nyatanya 76 persen dari responden mengaku bahwa mereka tidak memahami apa yang menjadi perhatian CSR konsumen. Bahkan hanya 17 persen yang benar-benar bertanya.
◦ 3/4 responden mengaku bahwa jumlah informasi tentang mereka yang dikumpulkan oleh kelompok advokasi meningkat dalam tiga tahun terakhir.
            Menurut George Pohle dan Jeff Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika yang harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan CSR:
1.      Information – From Visibility to Transparency
            Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun praktek bisnis yang memungkinkan para stakeholder untuk memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun mereka berada, Misalnya, perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan pelanggan untuk berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan sumber yang paling ramah lingkungan secara real time. Atau telepon seluler yang dapat men-scan bar code produk supaya memunculkan informasi yang diinginkan pengguna, mulai dari bahan-bahan hingga energi yang digunakan untuk membuatnya.
Jika sebelumnya transparansi dan akuntabilitas memang jarang diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan yang terlibat dengan banyak pihak. Ini bukan hanya masalah menyediakan informasi lebih banyak, melainkan informasi yang bernar. Perusahaan yang memberikan informasi relevan akan memenangkan kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform pertumbuhan yang kuat.

2.      Impact on Business – From Cost t Growth
            Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun global, maka reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya. Namun, kini perusahaan mulai memandang CSR sebagai sarana dalam menemukan ide produk baru, diferensiasi, menekan biaya, mempercepat entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik dalam talent wars.
            CEMEX misalnya, menyediakan diskon bagi pelanggan dengan pendapatan rendah dan membolehkan mereka untuk membayar material secara mingguan. Ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses material berkualitas tinggi dengan harga sekitar 2/3nya saja. Nyatanya, in
 i justru memperluas pasar dan mendorong penjualan CEMEX. Segmen ini tumbuh 250% per tahunnya.
            Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi struktur biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas. Canadian pulp and paper, misalnya, berhasil mengurangi emisinya sebanyak 70% dan energi sebanyak 21% sejak 1990. Pada 2005 dan 2006, perusahaan berhasil menghemat sebanyak $4.4 juta untuk pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 2%.

3.      Relationships – From Containment To Engagement
            Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang berusaha untuk memonitor kondisi kerja dan standar lingkungan melalui supply chain di Asia Tenggara. Kemudian pada saat yang sama, NGO juga berfokus pada meningkatkan HAM dan memastikan bahwa bisnis mematuhi standar lingkungan masyarakat.

            Meskipun perusahaan dan NGO kadang menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui kolaborasi mereka sama-sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta meningkatkan operasi dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya yang seharusnya terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil manfaat karena mereka memperoleh akses serta memperoleh hasil lebih mudah.
            Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di Inggris yang membuat konsumen skeptis, mereka meluncurkan kampanye “Behind The Label” yang memberikan edukasi kepada 16 juta pelanggan mengenai semua yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga bekerjasama dengan NGO Oxfam untuk mengembangkan program dimana pelanggan bisa mendonasikan pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh diskon untuk membeli pakaian baru di M&S. Mereka juga bekerjasama dengan para supplier untuk meningkatkan transparansi, dimana daging yang digunakan bisa dilacak langsung kepada sapi mana yang digunakan. Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S berhasil memperbarui mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan laba naik 22% pada 2006 hingga 2007.
                       
Contoh perusahaan di Indonesia yg telah menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)

-          PT Bank Internasional Indonesia Tbk menyelenggarakan program tanggung jawab sosial (CSR) bernama ‘BII Berbagi’. Vice President Corporate CommunicationsBII, Esti Nugraheni menjelaskan, visi dari program ini membantu masyarakat membangun masa depan yang lebih cerah.

-          BII Berbagi fokus pada tiga bidang utama, yakni pendidikan ( education), kegiatan untuk mendukung hidup yang sehat ( promote healthy life), serta lingkungan dan kemasyarakatan ( environment & community) dengan tetap memiliki kepekaan terhadap situasi yang terjadi di Tanah Air, seperti jika terjadi bencana alam.

-          Di bidang pendidikan, BII menyadari tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya. Itulah mengapa bank ini fokus di bidang pendidikan guna membantu mereka yang kurang mampu dalam mencapai masa depan yang lebih cerah.
            Program pendidikan yang dimaksud, di antaranya beasiswa untuk siswa dan mahasiswa    berprestasi dan kurang mampu. Selain itu, juga ada program pengembangan kompetensi     perilaku (softskill).
            BII juga, lanjut Esti, aktif mengunjungi sekolah ( school visit). ”Dalam pelaksanaan           program ini akan dilakukan serangkaian kegiatan, seperti pengajaran pengetahuan umum,      ilmu perbankan dasar, dan komputer,” paparnya.

            Program CSR lainnya, adalah mendukung pola hidup sehat melalui kegiatan olahraga, seperti pembentukan spirit dan kultur untuk menjadi juara dan mewujudkan gaya hidup sehat, serta peduli terhadap peningkatan gizi 5.000 anak di 20 kota di Indonesia yang bekerja sama dengan World Food Programme (WFP). Peduli lingkungan, seperti penanaman pohon juga menjadi salah satu poin penting program CSR bank ini.

Sumber : – http://www.usaha-kecil.com/pengertian_csr.html
 – http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2179337-definisi-corporate-social-responsibility-csr/
 – http://koran.republika.co.id/koran/123/145312/Menggugat_CSR_Perbankan

الخميس، 13 ديسمبر 2012

PERSAINGAN TIDAK SEHAT DALAM IKLAN MEDIA CETAK


Enam Jurus Wings Food Membesut Top Coffee
Posted on August 2, 2012 by Ario Fajar
Majalah SWA



Tingginya minat orang Indonesia untuk minum kopi ternyata menarik sejumlah perusahaan untuk menciptakan produk inovatif berbahan dasar kopi. Salah satunya Wings Food, perusahaan fast moving consumer goods, yang baru saja meluncurkan kopi instan bernama “Top Coffee”. Agar bisa menjadi merek top seperti Mie Sedaap dan So Klin, PT Harum Alam Segar (anak usaha Wings Food) menjalankan enam jurus strategis. Apa saja?

Pertama, riset dan pengembangan. Sebelum meramaikan pasar kopi instan, perusahaan melakukan riset selama 2 tahun untuk menganalisa peluang bisnis, tren pasar, hingga karakteristik konsumen. Setelah itu, proses pengembangan konsep produk dimulai dari mencari diferensiasi, hingga distribusi penjualan.

Jessica Kartika, Tim Pemasaran Wings Food, menjelaskan, saat ini kopi merupakan industri global raksasa yang mempekerjakan lebih dari 20 juta orang. Komoditi ini menempati urutan kedua setelah minyak bumi, dengan lebih dari 400 miliar cangkir yang dikonsumsi setiap tahun. Alhasil, kopi menjadi minuman paling populer di dunia setelah air putih.

“Orang Indonesia gemar minum kopi tanpa mengenal jender atau usia. Tren pasar kian lama kian berubah. Kami bukan market follower, tetapi lebih sebagai produsen yang menciptakan diferensiasi di tengah banyaknya pilihan. Dan itu sebuah peluang menarik bagi kami,” ujar Jessica saat peluncuran Top Coffee belum lama ini.

Jurus kedua adalah diferensiasi. Jessica mengklaim, Top Coffee memiliki positioning product di pasar. Misalnya, mengemas produk yang merupakan perpaduan dua jenis kopi robusta dan arabika. Dengan dua keunikan karakter yang berbeda, maka proses pemilihan biji kopi, saat pemetikan, ketepatan dalam temperatur dan penghitungan dilakukan secara detail dan tepat. Karena kerumitan dan pengolahan high tech tersebut, Top Coffee berani mengusung taqline “the art of coffee blending”.

“Apabila tidak dilakukan dengan intuisi, passion dan hitungan yang paling tepat, maka tidak akan akan dihasilkan kopi blending yang sempurna, aroma yang khas dan kaya serta rasa kopinya yang kuat dan berkarakter”, Jessica menguraikan.

Langkah selanjutnya adalah memilih duta merek (brand ambassador). Untuk meningkatakan citra merek, perusahaan menunjuk penyanyi legendaris Iwan Fals. Menurutnya, Top Coffee dan Iwan Fals memiliki kesamaan seperti idealisme dalam seni, dan menghasilkan mahakarya yang dikenang. “Ada banyak kesamaan antara Top Coffee dengan Bang Iwan. Semoga pinangan ini bisa membawa dampak positif untuk merek kami termasuk mendongkrak penjualan,” katanya. Sayang ia enggan berkomentar soal target penjualan termasuk nilai investasi inovasi produk. “Sejauh ini penerimaan pasar begitu sangat baik. Kopi kami mampu dikenal dengan cepat oleh banyak orang,” sambungnya.

Sebagai brand ambassador, Iwan Fals siap mengampanyekan Top Coffee ke masyarakat luas terutama fans beratnya. Iwan menilai, sebagai pendatang baru, Top Coffee berhasil mencuri perhatian penikmat kopi di Tanah Air. “Ketika saya testing kopi ini, saya tidak merasakan nyeri lambung. Padahal biasanya saya sedikit sensitif dengan kopi. Karena aroma dan karakter yang kuat, saya yakin kopi ini bisa disambut baik oleh penikmat kopi,”ungkap pelantun lagu Bongkar ini.

Strategi keempat, menjaring banyak segmen. Di tengah persaingan yang semakin ketat, Wings Food jeli melihat peluang dengan membidik pasar tanpa batasan umur. Caranya dengan menciptakan 4 varian mulai dari kopi murni, kopi gula untuk dewasa, kopi susu, dan kopi mocca untuk remaja. Tak tanggung-tanggung, perusahaan menggandeng Samuel Zylgwyn dan Nikita Willy sebagai model iklan agar pesan yang disampaikan tepat sasaran. “Kopi susunya pas banget buat anak muda. Saya jadi ketagihan,” sambut Samuel.

Kelima, gencar melakukan aktivitas above the line (ATL) dan below the line (BTL). Untuk ATL misalnya, komunikasi merek dilakukan dimedia massa periodik baik cetak, elektronik ataupun online. Selain itu, Top Coffee juga kerap muncul dimedia massa non-periodik seperti billboard dan brosur. Sedangkan aktifitas BTL diselenggarakan bersamaan dengan konser Iwan Fals dibeberapa daerah. “Sebagai produk baru, fokus kami adalah branding merek sehingga nama Top Coffee semakin familiar,” jelas Jessica.

Jurus terakhir adalah bermitra dengan petani kopi untuk mendapatkan biji kopi terbaik. Selain mengajak kongsi, Wings Food juga mengandalkan kebun kopi pribadi sehingga kestabilan produksi bisa terjaga. “Sebagai negara penghasil kopi terbaik, Indonesia memiliki ribuan petani kopi. Biji kopi kami 100% dari Indonesia. Kami posisikan merek kami sebagai kopinya orang Indonesia,” ujarnya bangga.

Ke depan, Jessica menargetkan Top Coffee sebagai merek kopi favorit masyarakat Indonesia. Optimisme tersebut didorong karena larisnya empat varian di pasar. “Ekspektasi kami ingin menjadi merek nomor satu,”pungkas Jessica dengan optimistis. (EVA)



Jumat, 27 Juli 2012 14:35 WIB
Iwan Fals Ingin Kembangkan Kopi Rakyat
Fitri Yetti — HARIAN TERBIT

 
JAKARTA — Dalam melaunching produk baru dengan kompetitor yang ketat, berbagai cara dilakukan dalam mempromosikannya.
 Layaknya strategi perusahaan lainnya, yakni menggaet selebritis atau tokoh terkenal mempromosikan produk baru, PT Wings Food memilih penyanyi legendaris Iwan Fals untuk memperkanalkan TOP, minuman kopi wujud produk ekspansi bisnis Wings.

Wings Food yang selama ini terkenal sebagai produsen mie instan mulai merambah produk minuman kopi. Menurut Corporate Communication Wings Food, Jesika Kartika, pihaknya menggandeng Iwan Fals sebagai mentor produknya.

Hanya dalam beberapa bulan setelah diperkenalkan, justru penerimaan masyarakat cukup bagus.Sebagai pemain di industri makanan, lanjut dia, pihaknya tidak sembarangan mengelurkan prpduk.

“Wings sangat hati-hati dalam mengelurkan produk untuk menjaga kualitas pasar.Kita tidak mau menjadi follower, karena setelah dikenalkan ke masyarakat lalu hilang di pasar.”

Namun dengan 4 varian kopi yang diproduksi, (kopi susu, gula dan tubruk) dengan proses pemlihan,pemetikan dan blending yang sangat tepat, mampu menciptakan kopi dengan rasa dan aroma sempurna.

Menurutnya, yang membedakan TOP kopi dengan merek lain, justru dari pencampuran dua biji kopi arabica dan robusta.Karakter yang berbeda dimana kopi arabica memiliki aroma eksotik sedikit fruty, manis dan sedikti tajam dengan rasa robusta mirip peanuty dan beraroma lebih kuat.

Sementara itu, Iwan Fals menyatakan alasannya menjadi mentor produk TOP Kopi, bukan karena materialistis. Namun lebih kepada keinginan mengembangkan pasar kopi yang ditanam para petani Indoneia hingga ke pelosok nusantara.

“Saya ingin bernyanyi sambil berdagang kopi.Saya melihat banyak hal. Ada 12 ribu lebih yang bergelut di usaha jual kopi. Ribuan petani yang menanam kopi dan 7 miliar masyarakat dunia yang gemar minum kopi, jadi potensinya luar biasa.”



PEMBAHASAN
            Dalam era globalisasi dewasa ini, dan dengan berkembangnya pasar (market), banyak perusahaan bersaing untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli produknya. Salah satu cara untuk bersaing dan dapat bertahan di dalam pasar yang terus berkembang ini adalah dengan menciptakan suatu image dan identitas graphic.
            Di dalam pasar (market) yang penuh dengan perusahaan-perusahaan besar dan kecil, yang
masing-masing bersaing untuk menarik perhatian konsumen, image suatu perusahaan menjadi sangat penting terhadap keberhasilan perusahaan tersebut. Banyak perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang sadar akan pentingnya menciptakan dan mempertahankan sebuah identitas grafts yang kuat dan mantap. Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang memproduksi produk-produk yang sama dan bersaing dalam pasar yang bertambah luas, sebuah identitas menjadi sebuah ciri yang menonjol dari sebuah perusahaan (dan / atau produk).
            Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi/consumer goods) untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen . Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian,iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi pesaing. Kemampuan ini muncul karena adanya suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika dirahasiakan dari konsumen maka tidak ada gunanya. Konsumen yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tidak akan menghargai produk tersebut.
            Baik harian Terbit maupun Majalah SWA sama-sama berhasil menyampaikan pesan yang terkandung di dalam produk Top Kopi sebagai kopinya orang Indonesia.
            Yang membedakan keduanya adalah harian Terbit mengulasnya dari segi bahan dasar produk, yaitu kopi Arabica dan kopi robusta, sedangkan harian SWA dari segi strategi pemasaran produk dan bauran pemasaran (marketing mix). 
            Ditinjau dari segi etika bisnis, baik harian Terbit maupun majalah SWA tidak terdapat adanya unsur yang saling menjatuhkan hingga dapat disebut sebagai pelanggaran etika.

PERSAINGAN TIDAK SEHAT DALAM IKLAN MEDIA ELEKTRONIK



Perang Merek : Coca Cola vs. Pepsi

Sejak didirikan, Coca Cola baru mengeluarkan merek lain pada 1960-an, yakni Sprite, Fanta, dan Fresca. Diet Coke dan Cherry Coke diperkenalkan pada 1980-an sedangkan merek Powerade baru muncul pada 1990-an. Hingga saat ini, Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain.

Lain halnya dengan PepsiCo yang lebih peka dalam dan selangkah lebih maju dalam hal ini. Ketika Coca Cola sibuk membeli dan mengakuisisi perusahaan minuman lain di seluruh dunia, PepsiCo sudah selangkah lebih maju dengan merambah industri makanan, seperti berbagai macam snack berlabel Frito-Lay dan makanan sehat berlabel Quaker.

Hal ini menimbulkan persaingan tak sehat melalui iklan antara coca cola dengan pepsi dengan sangat menonjol saling menjatuhkan.Sangat tidak etis!!!,Namun di sukai oleh konsumen atas bentuk iklan yang unik ini namun seharusnya tidak patut di contoh.

Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan ekspansi bisnis ke beberapa produk makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai lahirnya nama PepsiCo, sebagai payung perusahaan.

Perang merek yang membuat semua orang di dunia pemasaran menahan nafas, mengerinyitkan dahi dan kemudian garuk-garuk kepala, tentu saja antara dua merek raksasa yaitu Coca Cola dan Pepsi. Kedua-duanya berasal dari Amerika Serikat, negara yang sekarang sedang sibuk mengadakan pilcapres.

Semenjak dua merek tersebut ditahbiskan, masing-masing pada tahun 1886 dan 1903 antara keduanya sudah terjadi persaingan, saling sikut dan perang iklan, baik iklan cetak dan video. Mereka berambisi bisa meraih dominasi pasar minuman ringan berkarbonasi. Bisa dimaklumi kalau terkadang masalah etika sedikit terkesampingkan.

Iklan yang tidak etis antara Coca cola vs pepsi :
Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran Coca Cola agar bisa bersaing
Iklan merupakan hal yang sangat Taktis.
Demi menjaga loyalitas kalangan pelanggan, segala daya upaya pun dilakukan para produsen. Yang terutama adalah makin memperkuat lini pemasaran. Langkah seperti itulah yang kini tengah dilakukan PT Coca-Cola Indonesia. Lihat saja, mulai Januari ini, industri minuman ringan terbesar di dunia itu mulai mengusung tagline iklan terbaru bertajuk ”Hidup Ala Coca-Cola”.
Untuk mendukung program tersebut, anggaran yang disiapkannya pun tak tanggung-tanggung. Hanya untuk belanja iklannya saja (selama tahun 2007), Coca-Cola telah mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar.

Ada sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar perusahaan yang telah beroperasi sejak 1927 itu memperbarui kampanye beriklannya. Di antaranya, menurut Arif Mujahidin (Media Relations Manager Coca-Cola Indonesia), karena slogan yang lama—bunyinya ”Yang Segarnya Mantap Itu Coca-Cola”—yang sudah berjalan sejak tahun 2004—dianggap sudah tak sesuai lagi dengan tuntutan pasar.
Secara konsep, tagline yang baru itu merupakan kelanjutan dari slogan yang sebelumnya. Dan sebenarnya pula, slogan yang lama tidaklah buruk-buruk amat. Malah sebaliknya, menurut sejumlah pengamat di bidang ini, iklan tersebut terbilang berhasil menarik awareness masyarakat konsumen, khususnya di kalangan anak-anak muda. Kekuatannya, di antaranya, muncul dari sosok Jamie Aditya yang menjadi bintang dalam iklan itu, yang dinilai sukses memerankan figur orang desa yang lugu tapi memiliki ”selera” layaknya anak-anak kota.

Sungguh, iklan tersebut memiliki konsep yang amat taktis, terutama di tengah-tengah iklim persaingan antarproduk minuman ringan yang makin ketat seperti sekarang ini. Lewat slogan tersebut, Coca-Cola tak cuma bertekad mempertahankan pangsa di kalangan anak-anak muda di perkotaan, tapi juga mencoba memperluas pasar hingga ke pedesaan.

Nah, dengan tagline yang baru, tampaknya minuman ringan ini bersikeras makin memperkokoh eksistensinya. Dengan kata lain, menurut Arif, produk ini akan semakin mendapat tempat di kalangan remaja.

Itu sebabnya makna yang terkandung di dalam pesan iklan yang baru ini tak jauh dari kehidupan pasarnya, yakni mendorong kalangan remaja agar senantiasa bersikap positif, optimistis, dan menyadari bahwa kebahagiaan merupakan pilihan dalam menjalani hidup. Dengan konsep ini, plus dukungan anggaran yang terbilang besar, ”Target penjualan di tahun ini akan meningkat

Coca cola tahun 2008 ini juga melakukan promosi, Salah satu strategi pemasaran yang dianggap jitu adalah dengan memanfaatkan film-film sohor seperti James Bond 007. Berkenaan dengan hal itu, The Coca-Cola Company meluncurkan Coca-Cola Zero Zero 7 dalam satu kampanye pemasaran terintegrasi di lebih dari 50 negara seluruh dunia. Termasuk, Indonesia.

Produk minuman berasa mantan tanpa gula ini hadir dalam kemasan kaleng ukuran 250 mililiter dan 330 mililiter, serta botol plastik ukuran 1,5 liter. “Karakter James Bond sesuai dengan tema Coca-Cola Zero,”


Customer push

Coca-cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:
- Program Promosi
Mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk .

- Layanan Konsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.

- Area Marketing Contractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.

- Layanan Pendingin Produk
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih menyukai membeli produk-produk Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.

- HoReCa
Dengan bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant,

-Merchandising
Menyediakan pernak pernik untuk mendorong konsumen membeli produk coca cola

Respon :

Pepsi hanya menjadi Raja pasar di Amerika.. Tapi secara dunia, Coca Cola menjadi Raja dengan brand yang sangat kuat. Coba kita bertanya ke salah satu orang di pelosok Indonesia, orang akan lebih mengenal Coca Cola daripada Pepsi.
Kalau kita perhatikan, iklan- iklan Pepsi banyak yang menggunakan pendekatan perbandingan.
Contoh, orang coca cola ternyata malah minum Pepsi. Atau tes rasa antara Pepsi dan Coca Cola, yang orang2 lebih memilih Pepsi.(mungkin, secara taste banyak orang mengatakan bahwa Pepsi memang lebih enak).

Menurut kami periklanan Coca Cola, masihlah kuat. Mungkin karena brandnya sudah begitu nempel, jadi iklannya pun lebih ke awareness konsumen saja dan hanya sekedar mengingatkan soal refreshing feeling-nya Coca Cola. Tidak lagi menyuruh orang membeli Coca Cola.

Coca cola tidak perlu membuat perbandingan dengan Pepsi…karena untuk apa? Toh coca cola sudah jadi leader.
Mengapa coca cola menciptakan banyak varian seperti New Coke (dulu,yang akhirnya di-tentang oleh konsumen loyal Coke di Amrik), Diet Coke atau Vanilla Coke… well, karena brand itu harus berkembang. Jadi bukan karena iklannya tidak membantu penjualan.

Demikian analisa tentang persaingan iklan antara coca cola dan pepsi cola.